Di depan cermin aku termangu
Nun di seberang sana kulihat seorang gadis kecil
Bersungut-sungut pada Bundanya ...
Bunda, kenapa sih kau belikan aku Barbie
Padahal aku lebih sayang boneka beruangku
Yang matanya selalu menatapku dengan pandangan lucu
Yang bulunya lembut bila aku belai
Yang memberiku rasa hangat bila kupeluk
Ia kembali mengeluh ....
Bunda, kenapa kau suruh aku minum susu
Sedang aku lebih menikmati Coca Cola
Yang segar membasahi bibirku
Dan perlahan mengaliri kerongokonganku
Melepas semua dahagaku
Kudengar dia menghela nafas panjang ...
Bunda, jangan paksa aku les piano dong ...
Aku lebih suka meniup saxophone
Karena aku ga harus duduk anggun
Tapi bisa menggoyang tubuh sesuka hatiku
Kali ini air matanya sedikit menetes....
Bunda... aku benci menjadi The Swan dalam pertunjukan balet
Aku pengen belajar tari Panji Semirang
Lakonkan satria sejati
Diiringi alunan gamelan bali yang menghentak dan dinamis
Yang sesekali menebarkan pesona mistis
Tapi,
Aku tahu gadis kecil itu punya kamar rahasia
Di sana tersimpan boneka beruang, coca cola, saxophone, dan kaset Panji Semirangnya
Di sana ia mengunci diri saat Bundanya lengah
Dan menikmati seluruh dunianya
Dan menikmati seluruh impiannya
Aku mengunci pintu kamarku
Di depan cermin aku tersenyum
”Kau nakal, sayang...”
Tegurku pada gadis kecil itu
Matanya memandang padaku penuh harap dan merajuk
”Tak bolehkah aku nakal sesaat ?
Karena sungguh, waktunya tak banyak
Untukku bersenang-senang bersama saxophone dan beruangku tersayang...”
Di depan cermin aku menari
Bersama gadis kecilku di seberang sana
Entah sampai kapan .....
by ajatasatru
(setelah puisi2 yang menggugah, 27.02.08 07.45 pm)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment