Monday, December 15, 2008

Celebrating Indonesian Cinema-goers... (Jiffest 2008 Pt. 2)

Memasuki tahun 2000-an kita melihat perkembangan yang menggembirakan dalam industri film Indonesia. Film-film Indonesia saat ini ditonton sebanyak 3 sampe 5 kali lipat jumlah penonton Indonesia pada awal 1990-an. Wiii... hebat ya...
Film Indonesia mulai menunjukkan lagi 2 faktor terpenting dalam suatu industri : tumbuhnya bakat-bakat pembuat film baru dan penonton yang berdatangan kembali ke bioskop untuk film Indonesia.
Kesepuluh film Indonesia yang diputar di Jiffest – yang merupakan 10 film Indonesia terlaris selama sepuluh tahun terakhir - mengumpulkan antara 1.3 sd >4 juta penonton di bioskop. Sekedar perbandingan naïf, kalo satu kursi DPR RI harus didukung 300 ribu pemilih, maka lewat jumlah penontonnya aja setiap film tsb bisa punya antara 5 sd 18 wakil di DPR.... hehe ..
Sepintas ini seperti lelucon. Tapi menonton film dan ikut Pemilu sama-sama melibatkan peristiwa memilih yang berlatar selera dan kecenderungan ideologis, hihi ... mgkn itu sebabnya sejak tahun lalu Presiden dan calon2 anggota parlemen Indonesia beramai-ramai menonton film (
Lisabona Rahman (Kineforum) & Eric Sasono (YMMFI))
Tapi benarkah celebrating Indonesian cinema goers ini adalah perayaan telah bangunnya kembali sinema Indonesia dari tidur panjangnya ? Pls jawab setelah menyimak judul2 yang belakangan marak dibioskop kota anda : Mas Suka Masukin Aja, Kawin Kontrak Lagi, Kutunggu Jandamu, atau Merem Melek … Hmmm … Are you sure ?
My mother always said don't marry for money, divorce for money. Wendy Liebman

dari World Press Photo 08 ...

Mencekam. Merinding. Menggetarkan. Melongo. Takjub. Terpana. Tercekat. Terhipnotis. Tersepona. Klepek-klepek. Kalau bukan Anggas yang narik2 bajuku minta pulang, mau rasanya berhari2 ngendon di Pacific Place sampe pamerannya ditutup. Fara sudah mulai bisa menikmati. Walau kesulitan dengan narasi yang hanya dalam bahasa inggris shg selalu minta penjelasan dariku, yang sama aja meraba2nya hehe … It’s okay, artinya dia tertarik bukan hanya pada keindahan gambarnya tapi juga pada cerita di balik semua foto yang seolah2 berteriak memanggil kami … thx God we’re here in Pacific Place in Dec 14th 2008 at 5 pm, feeling an amazing experience…
Ada 185 prizewinning pictures yang ditampilkan, dibagi dalam kategori spot news, general news, people in the news, sports action, sports feature, contemporary issues, daily life, portaraits, arts n entertainment, dan nature…
Satu yg aku gak mudheng adalah salah satu foto pemenang pertama penghargaan untuk kategori spot news dengan judul ‘Assasination of Benazir Bhutto’ di Rawalpindi, Pakistan Des 2007. Fotonya burem banget, guelaaap, ga jelas fokusnya apa, hanya sosok2 orang yang amat sangat kabur. Kali yang dinilai kenekatan fotografernya saat pengambilan foto dalam kondisi kekacauan pembunuhan dan ledakan bom.
Yang bikin seneng adalah ga seperti yg aku duga, kita ga dilarang motret. Nyeseeeeel banget ga bawa kamera dari rumah, akhirnya cuma ngambil bbrp foto pake HP, sekalipun ada pantulan cahaya di setiap hasilnya. Banyak yang foto2 juga dengan latar belakang foto2 pameran tsb. Karena ‘akeh tunggale’ ya kami nekat foto2 juga…. hehe … yang ajaib, ada pengunjung yang asik foto2 juga, tapi dengan background billboard iklan parfum gede di mall itu …. wakakaka … turis, kale …
About World Press Photo :
WPP is run as an independent, non-profit organization with its office in Amsterdam, where WPP is founded in 1955.
First n foremost, WPP is known for organizing the world’s largest n most prestigious annual press photography contest. Prizewinning photograph are assembled into a traveling exhibition that is visited by over 2 million people in some 45 country worldwide. A year book presenting all prizewinning entries is punlished annually in 6 languages.
WPP has 2 corporate sponsors worldwide – Canon n TNT – n receives support from Dutch Postcode Lottery. The mix in sources of financing helps guarantee the organization’s independence.
Board staff berasal dari berbagai negara dan latar belakang. Kebanyakan fotografer dan orang media, tapi ada juga yang duta besar, CEO Unilever, n lawyer. Tapi there’s no Indonesian. And there’s no Om Si(git Pra)mon(o)… hehe …
Surya Paloh dalam foreword-nya selaku chairman of media group yg host eksibisi ini mengatakan : “… Human are highly visual creatures. We rely on our eyes more than any other sense. Visual communication plays a big part in conveying information to an audience…Photojournalist from all over the world play a large contribution to our awareness of our own surroundings…”
Sedang
Nikolaos van Dam (apanya Van Damme bintang fave bojoku ya? hehe..), dubes Netherlands bilang : “… Freedom of press is a vital condition for the implementation of human rights. I wish the spectators an unforgettable, informative experience…”
.








primitive bungy jumping

























































































hipnotis teve all over the world ...



























































gadis kecil korban incest sdg antri konseling
















seorang gadis sdg menanti giliran aborsinya yang kedua











seorang gadis di tempat praktek aborsi
































































seekor beruang kutub tewas dgn panah di lehernya.







































ritual2 utk menghilangkan 'madness' ala amerika latin...
















































Tuesday, December 9, 2008

Ketika dua bidadari BSD kesasar di Holland ...

Ini ide rada sinting. Tapi kudu diwujudkan. Apa salahnya sekali-kali korupsi waktu ots untuk kesenangan pribadi. Kalo mo cari pembenaran ya anggap aja nambah wawasan dan (siapa tau) kenalan untuk dijadikan prospek pasar tahun depan. Toh bukan ke mall seperti yang dilakukan rekan2 lain, he he …
Ada Jiffest dalam beberapa hari ke depan. Aku dah lama banget pengen nonton film festival, yg konon kata seorang teman beda ama film2 komersial biasa. Kalo aku yang awam ini sih, masih percaya semua film tu tergantung ketenaran pemainnya. So, ogah banget nonton film yg ga jual bintang. kecuali memang terbukti telah dapet penghargaan.
Berniat ngebuktiin, aku merealisasikan kejahatan terencana ini Jumat lalu. Ada jadual di Erasmus Huis. Judulnya Cherry Blossom – Hanami. So, bersama Olive, temen kantor yang di mejanya sering berserakan novel dan tiap ke mall yang dicari adalah DVD, aku ots ke Cabang, pura2 minta rekening Koran, kemudian agenda berikutnya… yup ! bersenang-senang ke komunitas Londo di daerah Kuningan.
Kami dating lebih awal. Perut belum diisi karena kuatir ga kebagian tiket. Ternyata ada Café H.E.M.A (ga ngerti juga artinya, atau singkatan apa ya ? “Holland something kali….”). Baca menu, pokoknya pilih yang ejaannya ada bau2 Kumpeni-nya geto, he he … akhirnya aku pilih Poffertjes with ice cream dan Olive pilih Pannekoek with maple syrup. Biar rada nendang, Olive nambah Bitterballen with mayonnaise sedang aku, atas saran Olive milih zuppa2 soup. Untuk minum Olive pilih menghirup Holland Tea dan aku Holland Juice (mix, ga jelas apa aja isinya, pokoknya Huup Holland ! hihihi … ) Tempatnya lumayan cozy, dengan kanan kiri terdengar tante2, oma2, ngobrol dengan bertaburan ekke, yey, ney, wuaaah … kalo ga ngeliat keluar kaca jendela ga berasa lagi di Kuningan deh, he he … Norak ya ... biariiinn...
Ada pameran lukisan Paul Husner dengan tema “From Batavia to Jakarta”, pengen banget liat tapi kami tunda karena film segera dimulai. Ternyata seat ga penuh. Kali karena hari kerja, jam 14.30 pula … siapa juga yang bisa minggat jam segitu dari aktivitas kantor kecuali kami, bidadari2 kesasar dari BSD … he he …
Diawali dengan gambar yang indah. Pemandangan cantik sebuah pedesaan. Bebek, kincir, kucing, bunga tulip, tali dipenuhi jemuran pakaian dengan background musik Londo banget. Perlahan seluruh asumsiku tentang film dan bintang beken rontok. Satu-satu. Malu-malu. Buset, ini film bagus banget !!
Setting di Berlin dan Tokyo. Kisah mengharukan. Adegan yang ga rumit blas. Diambil dari kacamata orang biasa. Hals sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang diangkat dan menjadi sesuatu yang terasa ‘sweet’ secara natural. Hals remeh yang ga bakal terekam dalam pembuatan film komersial umumnya. Luar biasa !
Ceritanya tentang hubungan suami dan istri, orang tua dan anak, kakak dan adik, dan persahabatan, human loves human : tanpa mengenal perbedaan usia. Seorang suami ditinggal mati istrinya dalam perjalanan mereka menengok anak2 mereka yang masings sudah punya kehidupan sendiri di kota dan cenderung merasa terganggu dengan kunjungan orang tuanya. Sepeninggal istrinya yang sangat care dan sangat mencintainya itu (‘mencintainya’, bukan ‘dicintainya’) sang suami merasa kehilangan yang besar (one thing pop up to my mind is a quetion, just a simple question : adakah kehilangan sebesar itu akan dirasakan aku atau bojoku bila saatnya tiba kelak ? hiks ...) dan berniat mewujudkan keinginan istrinya untuk melihat Gunung Fuji di Jepang. Si istri ini tadinya adalah seorang Butoh Dancer (butoh = tarian Jepang) namun selama perkawinan mereka ga dapet kesempatan untuk mengembangkan diri. Seorang anak mereka (kesayangan sang istri) bekerja di Tokyo dan sang suami akhirnya memutuskan mewujudkan obsesi istrinya, terbang ke Tokyo bersama ‘sweater, kalung, dan kimono istrinya’ dengan tujuan memperlihatkan bunga sakura dan gunung Fuji pada ‘benda2 milik istrinya’ tersebut. Di Tokyo, tidak mendapat perhatian dari anaknya yang disibukkan oleh pekerjaan, si babe akhirnya berkenalan di sebuah taman dengan seorang butoh dancer berusia 18 tahun, pramuwisma yang baru ditinggal mati bundanya. Mereka bersahabat dan sempat melihat Gunung Fuji sebelum sang suami meninggal dalam kostum tari istrinya dan dandanan seorang Butoh Dancer.
Beberapa adegan sangat natural. Coba lihat cucu yang mijitin Kakeknya sampe merasa capek dan sebagai tanda terima kasih dihadiahin duit receh ama Neneknya sambil menaruh jari di bibir agar merahasiakan dari kakeknya. Ketika sang Kakek membalikkan badan, sang cucu menyembunyikan duit tsb dan sang Nenek menyembunyikan dompetnya, serempak ke ketiak masings… hihihi … Atau cucu2 yang sibuk dengan gameboy masings di tangan tanpa mempedulikan kakek neneknya yang baru masuk rumah dijemput ayahnya dari stasiun kereta…. Well, every child is just the same everywhere in the world … he he …
Adegan manis lain … ketika suami istri tersebut jalan-jalan melihat laut, cuaca sangat berangin dan sang suami lupa ga pake jaket. Sang istri melepas satu lengan sweaternya, memakaikannya ke satu tangan suaminya sehingga mereka memandang laut dalam balutan satu sweater berdua… so sweet …..
Banyak adegan lain begitu mengharukan. Coba lihat ketika sang ibu sedang menyeterika dan karena kangen pada anaknya di Jepang menitikkan air mata di atas sapu tangan yang segera dikeringkan dengan seterikanya… Jujur, aku pernah mengalami kejadian persis seperti itu… hiks …
Atau ketika sang ayah mencoba memasakkan sarapan dan bekal ke kantor untuk anaknya, persis seperti yang setiap hari disiapkan istrinya untuknya. Cabbage roll, kentang dan sebuah apel. “Your Mom’s recipe” katanya dan betapa anaknya tiba2 tersedu2 memakan sarapan tersebut. Dan malamnya, sepulang dari kantor anaknya mengeluarkan bekal apel yang belum dimakan hari itu, persis yang dilakukan sang ayah terhadap bekal yang dibawakan sang ibu setiap hari. “An apple a day, keep the doctor away” kata istrinya selalu…
Atau ketika sang suami berusaha menjelaskan apa itu cabbage roll kepada sahabat barunya si gadis butoh dancer. Akhirnya mereka menemukan contoh yang tepat dengan masings menggulung badan dengan tikar plastic tempat mereka leyeh2 di taman dari kedua sisi tikar yang berbeda hingga bertemu di tengah2. Diambil dari atas, jadi lucu banget ngeliatnya, kayak acara Jepang, Masquerade di teve itu lho. Dan sedihnya, setelah pembakaran jasad sang ayah, gadis butoh dancer itu menunjukkan buku menu yang ada gambar cabbage roll-nya kepada sang anak sembari membisikkan “Your father and your mother”…
Dan yang paling mengharukan adalah ketika di Tokyo sang suami selalu memakai sweater, kalung dan rok hitam polka dot istrinya di balik mantel panjangnya. Dengan cara itu dia ‘mengajak istrinya’ sightseeing around Tokyo, nikmati indahnya Sakura, bahkan meletakkan kimono istrinya di sampingnya dengan posisi yang sama tatkala merebahkan diri di tempat tidur setiap malam, seakan2 mereka masih selalu tidur berdua. Sedih ga sih…
Pengen ngajak Mama nonton, yakin perasaan Mama pasti bakal terobok-obok inget alm Papa kalo liat film ini. Tapi sulitnya anak2 ga bisa diajak, ada adegan 17 tahunnya … aku mo bilang apa kalo Fara liat adegan sang ayah nonton striptis dan dimandiin dua gadis telanjang walau akhirnya termehek2 keluar bathroom tanpa menikmati blas… atau adegan cium bibir salah seorang anak perempuan mereka dengan pasangan lesbinya ? Btw, pasangan lesbi si anak ni cantik banget dengan rambut panjang blonde-nya (walau gayanya tomboy dan tampaknya berperan sbg ‘sang lelaki’) dan baek banget lho. Satu2nya yang ikhlas nganterin mereka muter2 kota, satu2nya yang mengapresiasi dan sediakan tissue untuk sang ibu waktu terharu nonton butoh dancing, dan satu2nya yang hadir menemani sang ayah saat penanaman gentong abu jasad alm sang ibu di desanya…
Suer... what a beautiful movie ! Agenda berikutnya dengan mbak Olive adalah … nonton pameran foto World Press minggu depan di Pacific Place … he he … Can’t wait ….

Selalu ada sebuah pagi yang indah di hari Sabtu...

Setiap Sabtu ada sebuah pagi yang indah. Melawan malas, menyesali jam tidur yang terlalu banyak tadi malam, memaki setan2 kecil bertanduk yang terbang menari-nari membisikkan mantra di dekat telingaku dan telah membatalkan niat muliaku sholat Tahajud, berkelahi dengan keinginan berlama-lama membaca pending Kompas Jumat, putus asa menghitung jumlah artikel menarik yang belom kebaca sementara jarum pendek jam dinding rasanya makin cepat aja menggeser tubuhnya yang ramping mendekati angka enam, berupaya enggak terpaku di depan Metro Pagi sambil nyeruput susu milo buatan Mama, berjingkat-jingkat agar enggak sampe bangunin Anggas kecilku yang masih ngowoh di balik selimut yang begitu melek selalu ditendangnya dengan kaki-kaki gendutnya, naik ke kamar atas mencari kaos kaki yang entah kenapa selalu lupa aku titipkan di lemari abu-abu bawah tangga punya anakku sehingga pas mau pakai sepatu selalu harus naik tangga ke kamar atas lagi untuk mengambilnya, mendengarkan pidato pagi Mama kepada Nurul asisten pribadinya untuk agenda hari itu….
Setiap Sabtu ada sebuah pagi yang indah.
Ketika aku berhasil melalui semua rintangan berat itu, dan melangkah dengan sepatu olah raga yang solnya sudah dua kali dilem ibuku sepanjang tiga bulan ini (sudah waktunya diganti, hampir seumur Fara anakku, tapi masih mati-matian dipertahankan oleh ibuku, curiganya agar beliau punya kado istimewa di ultahku bulan depan) menuju jalan aspal mulus komplek yang menyenangkan itu. Tiga dari empat Sabtu dalam sebulan, biasanya dalam 1 menit aku akan kembali ke depan pintu rumah, berteriak pada Fara agar mengambil jam tanganku yang tertinggal yang aku butuhkan untuk hitung 20 menit non-stop waktu lari pagiku.
Setiap Sabtu ada sebuah pagi yang indah.
Menghirup udara segar, menyapa satu dua tetangga yang berpapasan yang tidak pernah aku kenal betul namanya, membalas teguran Satpam yang berkeliling, mengamati wajah bayi atau balita yang tergeletak pasrah di kereta dorongnya ditemani baby sitter yang sibuk dengan hp-nya, mengagumi warna2 segar sayur dan berjenis-jenis kerupuk kampung dagangan tukang sayur keliling yang mangkal di dekat pagar komplek, melamunkan semua kejadian sepanjang minggu lalu dan membayangkan semua kejadian serta problem yang mungkin menyertainya sepanjang minggu depan. Hals yang manis, yang nyebelin, mondar-mandir di otakku sementara aku ga bosan-bosannya memandangi daun pohon asem yang berbaris rapi di sepanjang pagar komplek dan …. ups ! aku menabrak sesuatu !
Sebuah kepompong. Dengan ukuran sangat minimalis. Namun setelah aku perhatikan, ternyata ada banyak sekali bergantung2 dengan benang halusnya dari dahan2 pohon asem. Bahkan menempel di sepanjang dinding pagar. Mungkin itu sebabnya Fara sering menemukan kotoran di rambutku setelah lari pagi. Kepompong. Hmmm… Langsung terngiang-ngiang lagu Persahabatan Bagai Kepompong yang beberapa hari ini diputar tiap pagi oleh Pak Toni temen sekantor. Aku suka banget liriknya. Sederhana, manis, dan rada2 Déjà vu buatku, he he ..
Kulihat Anggas menyusulku di kelokan dekat rumah. Kuajak dia melihat sahabat baruku, kepompong2 imut yang bergelantungan struggling for their life di pohon2 itu. Kuminta dia memperhatikan daun2 pohon yang menguning. Karena Senin adalah Idul Adha dan Anggas berkali-kali menyebut term baru ‘Qurban’ tanpa memahami maknanya, kucoba mencontohkan dia sekenanya arti sebuah pengorbanan, dari pohon yang daunnya meranggas di makan ulat. Demi kelangsungan hidup ulat, pohon ikhlas melakukan pengorbanan (matching ga ya, contohnya ? he he …). Kujelaskan bahwa ga semua kepompong itu akhirnya berhasil menjadi kupu-kupu. Lihat saja berapa yang nyangkut di rambut Mama setiap minggu dan hidupnya berakhir di keranjang sampah. Dan celoteh serta khayalan kami terus berlanjut.
“Dari sepuluh, paling cuma lima yang jadi kupu2.”
“Ih, kasian dong.”
“Kira-kira kalau jadi kupu2 semua, gimana ?”
“Komplek akan penuh dengan kupu2 kecil”
“Kita ga bisa buka pintu rumah, karena udara dipenuhi kupu2 kecil dan mereka akan menyerbu masuk begitu pintu dibuka.”
“Kita ga bisa keluar naik mobil, karena jendela mobil akan dihinggapi ribuan kupu2 sampe kita ga bisa liat jalan.”
“Apa sih Ma, binatang pemangsa kupu2 ?”
“Hmmm… Burung kali ya.”
“Kalo gitu kita harus punya burung2an mainan di mobil Ma, jadi kupu2 akan takut melihatnya dan menjauhi mobil kita.”
“Anak pintar.”
“Yes ! Dedek menang… “
Anggas terlihat antusias dan senang bisa solving the problem dengan ide mainan burung2annya. Aku juga senang. Menikmati wajahnya yang bersemu merah karena hangat matahari pagi. Menghapus tetes2 keringat di dahinya ketika wajah curious-nya menatap lekat2 benang2 kepompong yang berkilauan keemasan tertimpa sinar matahari. Kalo dah gini aku ga habis pikir... gimana mungkin Ibrahim sanggup hendak menyembelih Ismail ? (hehe ... that's why you are not chosen as Nabi Yud ...) Beberapa hal yang bisa aku renungkan.
Pertama, selalu ada solver buat setiap problem. You’ve gotta believe it. Bahkan pemikiran sederhana seorang Anggas membuktikannya. Kedua, ga semua kepompong bisa mengubah ulat menjadi kupu2. Demikian pula persahabatan. Persahabatan bagai kepompong. Hal yang tak mudah berubah jadi indah. Persahabatan bagai kepompong. Maklumi teman, hadapi perbedaan. After all, aku sungguh berharap, semoga semua kepompong persahabatanku, bisa mengubah ulat menjadi kupu2….. menjadi sesuatu yang indah, sama seperti harapan sekaligus keyakinanku bahwa akan selalu ada sebuah pagi yang indah di setiap Sabtu-ku. Aaaamiiinn ….

Saturday, November 29, 2008

The Blonde Game of Intelligence

There was a blonde who found herself sitting next to a Lawyer on an airplane. The lawyer just kept bugging the blonde wanting her to play a game of intelligence. Finally, the lawyer offered her 10 to 1 odds, and said every time the blonde could not answer one of his questions, she owed him $5, but every time he could not answer hers, he'd give her $50.00. The lawyer figured he could not lose, and the blonde reluctantly accepted.
The lawyer first asked, "What is the distance between the Earth and the nearest star?"
Without saying a word the blonde handed him $5. then the blonde asked, "What goes up a hill with 3 legs and comes back down the hill with 4 legs?"
Well, the lawyer looked puzzled. He took several hours, looking up everything he could on his laptop and even placing numerous air-to-ground phone calls trying to find the answer. Finally, angry and frustrated, he gave up and paid the blonde $50.00
The blonde put the $50 into her purse without comment, but the lawyer insisted, "What is the answer to your question?"
Without saying a word, the blonde handed him $5.

The Coma

The woman's husband had been slipping in and out of a coma for several months, yet she had stayed by his bedside every single day. One day, when he came to, he motioned for her to come nearer. As she sat by him, he whispered, eyes full of tears, "You know what? You have been with me all through the bad times. When I got fired, you were there to support me. When my business failed, you were there. When I got shot, you were by my side. When we lost the house, you stayed right here. When my health started failing, you were still by my side. You know what?"
"What dear?" She gently asked, smiling as her heart began to fill with warmth.
"I think you're bad luck."

The Water Closet

A certain English lady visited Switzerland and was having difficulty finding a room, so she asked the local schoolmaster to help her. After a satisfactory room had been found, she returned to her home and did some packing.
Suddenly, it occured to her that she hadn't noticed a W.C. (in England, the toilet is called a Water Closet), so she wrote the schoolmaster about the W.C.
The Schoolmaster, not knowing the meaning, asked the parish priest and together they decided that it must mean "Wayside Chapel." He wrote her the following letter:
Dear Madame,
It is my pleasure to inform you that there is a W.C. just 9 miles from your home, in the center of a grove of pine trees. It seats 229 people, and it is open on Thursdays and Sundays. This is an unfortunate situation if you are in the habit of going regularly. You will, nodoubt, be glad to hear that some people bring their lunches and make a day of it.
I would especially recommend Thursdays, for then there is an Organ accompaniment. The accoustics in the W.C. are excellent; even the most delicate sound can be heard.
My son was married in the W.C. and there was such a rush for seats that 10 people had to sit in the same seat. The looks on their faces were very interesting.
My wife is sickly but dedicated. She doesn't go regularly, and she hasn't gone for nearly a year.
I will be glad to reserve a seat in the W.C. for you, where you will be seen and heard by everyone.
Hoping I have been of some assistance.
Sincerely yours,The Schoolmaster

Hillary in Heaven

Hillary Clinton died and went to heaven. As she stood in front of Saint Peter at the Pearly Gates, she saw a huge wall of clocks behind him. She asked, "What are all those clocks?"
Saint Peter answered, "Those are Lie-Clocks. Everyone on Earth has a Lie-Clock. Every time you lie, the hands on your clock will move.
"Oh," said Hillary, "whose clock is that?"
"That's Mother Teresa's. The hands have never moved indicating that she never told a lie."
"Whose clock is that?"
"That's Abraham Lincoln's clock. The hands have only moved twice telling us that Abe only told 2 lies in his entire life."
"Where's Bill's clock?" Hillary asked.
"Bill's clock is in Jesus' office. He's using it as a ceiling fan."

No Great Loss

Bill Clinton is visiting a school. In one class, he asks the students if anyone can give him an example of a "tragedy." One little boy stands up and offers that, "If my best friend who lives next door is playing in the street when a car came by and killed him, that would be a tragedy."
"No," Clinton says, "That would be an ACCIDENT."
A girl raises her hand. "If a school bus carrying fifty children drove off a cliff, killing everyone inside...that would be a tragedy."
"I'm afraid not," explains Clinton. "That is what we would call a GREAT LOSS."
The room is silent; none of the other children dare volunteer.
"What?" asks Clinton, "Isn't there anyone here who can give me an example of a tragedy?"
Finally a boy in the back raises his hand. In a timid voice, he says: "If an airplane carrying Bill and Hillary Clinton was blown up by a bomb, *that* would be a tragedy."
"Wonderful!" Clinton beams. "Marvelous! And can you tell me WHY that would be a tragedy?"
"Well," says the boy, "because it wouldn't be an accident, and it certainly would be no great loss!"

To My Loving Wife

A couple from Minneapolis decided to go to Florida for a long weekend to thaw out during one particularly icy winter. Because both had jobs, they had difficulty coordinating their travel schedules. It was decided that the husband would fly to Florida on a Thursday, and his wife would follow him the next day. Upon arriving as planned, the husband checked into the hotel. There he decided to open his laptop and send his wife an e-mail back in Minneapolis. However, he accidentally left off one letter in her address, and sent the e-mail without realizing his error.
In Houston, a widow had just returned from her husband's funeral. He was a minister of many years who had been 'called home to glory' following a heart attack. The widow checked her e-mail, expecting messages from relatives and friends. Upon reading the first message, she fainted and fell to the floor. The widow's son rushed into the room, found his mother on the floor, and saw the computer screen which read:
To: My Loving WifeFrom: Your Departed Husband Subject: I've Arrived!I've just arrived and have checked in. I see that everything has been prepared for your arrival tomorrow. Looking forward to seeing you then! Hope your journey is as uneventful as mine was.
(P.S. Sure is hot down here!)

Citi, eh, Siti never sleeps ...

These days, banyak tamu di rumah. Semua orang ketawa-ketiwi. Satu orang yang aku kasian. Siti pembantu kami. Tidurnya menjadi lebih malam, cucian piring menjadi ga habis2, masak ga ada rampungnya, kalo aku jadi dia, asli pasti aku dah butuh pijet … Salutnya dia tetap tersenyum… Andai aku yang boleh ngatur semuanya (seharusnya sih boleh, this is my own home), aku akan memastikan bhw semua aktivitas yang membutuhkan tenaga Siti harus dilakukan sebelum pukul 8 malam. Setelah itu, She’s free. Bahkan semua aktivitas pun harus menyesuaikan dengan acara Suami-suami Takut Istri, kegemaran Mbak Siti yang tayang pada pukul 6 sampai 7 malam. Deeply sorry Ti, still can’t do that 4 u …

Friday, November 28, 2008

Persahabatan Bagai Kepompong Pt. 2 (They who will alwayz have pieces of my heart...)

There are places I remember
All my life though some have changed
Some forever not for better
Some have gone and some remain
All these places had their moments
With lovers and friends
I still can recall
Some are dead and some are living
In my life I've loved them all
……………………………………………..
Though I know I'll never lose affection

For people and things that went before
I know I'll often stop and think about them
In my life I've loved them all
(In My Life, The Beatles)

Aku selalu suka lagu2 Beatles. Dan yang satu ini, the sweetest song ever ! In my life, dari waktu ke waktu, ada beberapa nama yang mengisi hati dan hari2ku (di luar anak2 dan bapaknya anak2…). Ketika Sindentosca menyenandungkan Persahabatan Bagai Kepompong, kenangan tentang mereka berlompatan memenuhi kepalaku. So, with respect to all of you guyz (some names are nicknames - actually, most names… he he ..), this is my green aliens list (excl boyfriends, ofcourse) …. You'll always have pieces of my heart !
Is.
Waktu SD, bacaan yang ngetrend pada jamanku adalah kisah2 Lima Sekawan. Dengan temen2 SD di Maros, ketika kelas 4 tahun 82-an, aku bikin group Empat Sekawan. Anggotanya ya empat anak yang bangku duduknya deket2an di kelas. Entah siapa pemimpin gank ini, tapi aku selalu meminta temen2ku menulis inisial A4S setelah nama mereka (misalnya, pas nulisin nama di buku2 tulis)…. wuakakakak … misalnya Yudhi A4S…. semacam Ferry AFI gitu … he he … Ternyata, jaman kecil dulu pemikiranku dan sekelas Executive Producer acara Akademi Fantasi Indosiar ya … Salah satu anggota yang berkesan adalah Is A4S. Nama panjangnya Aktrisani Husni. Bokapnya pengen dia jadi seorang aktris. Bokapnya wartawan, dan kakeknya adalah agen majalah/koran satu2nya di kota kami dulu. Seingatku Is A4S ga menjadikan Yudhi A4S sebagai temen special. Biasa aja tuh. Hanya saja, dibanding anggota A4S yang lain, aku rasa dia yg paling oke (Manis, lembut, pinter, ga pernah nyakitin temen). Satunya nyontek mulu pas ulangan, satu lagi terlalu kekanak-kanakan (hehe … emang waktu itu aku udah segede apa ?). Aku malah akrab juga dan sering surat2an ama kakaknya, yang waktu itu dah di bangku es-em-pe. Dan Is adalah gadis baek hati yang ikhlas menjadi tukang pos untuk keperluan delivery surat2 kami. So, ‘kali ini persahabatan yang one way aja, muncul karena keterbatasan pilihan… he he he … Sorry Is, I still miss you, wherever you are now …
Maurin.
Ini temen depan bangku di kelas satu es-em-pe. Ketika transisi sebagai anak baru, pindahan dari sebuah kota kecil ke kota sebesar Surabaya dan masuk sekolah elit pula… ada rasa takut di hatiku. Kala itu ada seorang temen yang ulurkan tangan dan senyum menyejukkan. … Dia adalah Maurin. Yang aku inget, dia punya selembar kulit kucing lengkap dengan bulu2nya (asli!)… yang suka dia simpen di dalam kotak pensilnya. Hoiii Maurin … setelah gede ini aku baru mikir2… gimana cara kamu dapet lembaran kulit kucing itu ya ? dan adakah itu hanya salah satu dari koleksi kulit2 binatangmu yang lain ? he he … mudah2an kamu sekarang jadi aktivis WWF atau Green Peace …
Paula (bukan nama sebenernya).
Ini temen SMP, SMA, still keep in touch ‘till now. Sekelas di kelas satu dan tiga SMP. Sebangku waktu kelas satu SMA. Jadi informan andalanku tentang temen2 lawas. Selalu nyinyir dan sirik pada hal yang sama, selalu terkiwir2 ama orang yang sama … tapi ga masalah, lha kami cuma berani sebatas mengagumi kok, he he … Ketika salah satu jagoan kami akhirnya menikah dengan orang yang standar2 aja (Istilah Paula, masih keren kita, hi hi …), kami terbahak2 sepuasnya …. huakakakak (what weird girls …) Yang aku salut, dia selalu update gossip2 seputaran temen2 sekolah… That’s why ILU Paula…. he he … Alwayz !
Chippy (bukan nama sebenernya).
Temen kuliah. Anaknya baik banget, pinter banget, jago masak, orientasi selalu ke Tuhan. Perfect ! Punya banyak prinsip yang buatku agak2nya kelewat muluk… hi hi … Tapi enggak buat dia ! Karena dia bisa konsis jalanin semua prinsipnya. Bayangin, dia selalu menghitung jam tidurnya (waktu itu dibatesin 3 jam/hari) karena kuatir ntar di akherat disindirin ama malaikat apa aja yg dah dilakukan di dunia… kok banyak banget waktu tidurnya … Buset … sesuatu yang non-sense banget buat aku yang penggemar bau bantal ini… he he ..Aku ga tau sebab-musabab dia terpesona ama aku karena apa… he he … Ngakunya sih karena aku berasal dari SMA di propinsi asal nyokapnya (hmmm … kedengarannya sedikit mengada-ada ya.. he he ..). Dia selalu jemput aku naik motor pas awal2 kuliah … jaman itu belom ada kewajiban pake helm. Aku sering tidur di rumahnya, dan bokap nyokapnya yang dua2nya dedengkot UGM tu sangat welcome. Begitu kawin dia ikut suaminya ke Inggris, sekarang dia Dosen di almamater kami. Terakhir aku ketemuan waktu aku baru selesai mbangun rumah di Jogja. Chippy tetap yang dulu, si pintar yang sampe berbusa2 kalo diajak omong tentang kejiwaan … he he …
Liz (bukan nama sebenernya).
Uni ciek ko sohib dari kuliah sampe kerja. Bertahun-tahun kami ketawa dan nangis bareng. Sering punya perasaan yang sama tentang banyak hal. Semua story-ku semasa kuliah rasanya ga ada yang dia ga tau. Bedanya, dia grapyak dan semanak (dan celuthak… he he ..) banget sementara aku pendiam. Liz sekarang dah jadi Ibu Boss. Tapi dia selalu ada pada saat aku membutuhkan. Sayangnya, karena jarak dan kesibukan, sekarang kami kok hanya kontak pada saat masings ultah dan lebaran aja ya ….
Lucky (bukan nama sebenernya).
Temen KKN satu desa. Kami punya buanyaaaak kesamaan. Mulai jenis sepeda motor yang kami pake (Suzuki RC 800), kegemaran back to nature : jarang mandi (iki tmsk back to nature tho Dab !) naik kerbau, bonceng sepeda model kebalik, cari belut, hunting n maem sarang tawon…. So, kami sering bareng2 mandi, eh, mandiin sepeda motornya sembari dia ngajarin sampe detil ttg komponen2 motor yang perlu diperhatiin. Den Bagus Lucky ni Chinese, tapi boso jowo kromone mlepes bangeeeet… sehingga selalu didaulat jadi jubir kita ke para petinggi di desa kami. Setelah lulus kuliah dia gabung di WWF dan sempat berkelana ke Papua (waktu itu masih disebut Irian). Aku seneeeeeng banget dikirimi semua cerita dan foto2nya dari tanah dan laut Papua sana. Paling kecian waktu dia kena malaria dan ngakunya hampir koit pas hari ultahnya. Rasanya aku masih simpen lukisan potret diri-ku dg pensil yang dia bikin pas di Papua deh … gila, mirip banget ! Hmm.. ada yang bilang dia putus ama pacarnya pas KKN gara2 aku, tapi aku ga pernah percaya itu ! He’s my really really best friend, always has, always now, n always will ! Balik ke Jogja, tampaknya dia bergabung ama LIPI dan dapet beasiswa, entah di UK atau di tanah para highlander yang immortal, Scotland. Aku sempat kontak lewat email dan dia bilang dia dapet seorang Xena di Scotland sana … Terakhir aku tau dia muncul jadi narasumber tentang toxic di Tabloid Nakita. Kapan itu, aku bongkar2 dokumen dan nemu nomor telepon rumahnya di Jogja. Aku bicara sama ibunya, dapet info dia dah punya satu yunior, tapi ga berhasil dapet nomor yang bisa aku kontak. Lucky….. kangen nih … where rrrrrr uuuuu ?
Day (bukan nama sebenernya).
Temen kos2an di Jogja. Paling bandel, mblakrak, tapi sangat sangat tulus dan menyenangkan sebagai teman. Phobia ama segala sesuatu tentang buah Salak (mulai, buah, biji, apalagi kulitnya)… untungnya ga kena kutuk dapet mertua juragan kebon salak he he … Body peragawati, jangkung, trepes, dengan kuping caplang kebanggaannya, dan mulut dengan posisi standby ngowoh… secara keseluruhan sih tetep manis .. hi hi … Gatel, gonta-ganti pacar, tapi kalo dah diputusin nangis tersedu2. Kalo pacaran hobinya sampe after midnite. Udah tu seneng banget melihara sifat pelupa bawa kunci gerbang kos2an, so selalu ngrepotin temen yang kudu terkantuk2 bukain pintu di malam buta (jaman dulu belom ada hp lagi, bayangin !). Kalo ga ada yang bukain ya manjat pagar dengan rok jins mininya itu. Bangun tidur pasti kesiangan. Kalo ada yang pagi2 berangkat kuliah lari2, teriak2, buru2 tabrak sana-sini dengan muka kadang masih ada bekas ilernya , itu nggak salah lagi pasti Mbak Day ! Seneng banget bisa kontak dia lagi setelah aku pindah ke Tangerang ini. Sialnya, waktu aku kontak dia, ingatannya tentangku adalah ‘seorang gadis penggemar film BF’ … Kurang ajar ! Padahal aku hanya penyedia sarana (kamar + computer + snack bola2 coklat kegemaran kami)… sementara yang memasok CD-nya ya dia itu …he he … Yang bikin bangga, ternyata dia sekarang jadi Jaksa Pengacara Negara dan emak dari 2 anak …. (Rasanya mustahil sih kalo inget sifat2 mengerikan dia dulu .. hi hi …) Tapi Mbak Day masih seperti yang dulu, begitu kontak aku langsung ngabisin satu jam buat ngerumpiin ibu mertuanya… wakakakak …
Rihana (bukan nama sebenernya).
Ini temen kantor di Bandung. Sering saling curhat masalah2 anak dan keluarga. Tauladan buat semua Ibu. Rasanya ga pernah bikin setitik dosa pun. Kami dekat sampe ke suami dan anak dan ortu masings, sering tukar2an kado kalo anak kita ultah. Kalo pas tinggal di Bandung ni akumulasi dosaku agak rendah, it’s all because of you, Rihana …
/Riff (bukan nama sebenernya).
Ini juga temen kantor. Tepatnya Boss. Teman berantem tentang film dan puisi. Sering kagum ama keindahan yang sama. Berani marahin (ya iyalaaah, orang boss kok … he he ..). Suka ngatain, nyindir, nyinyir, saru, kadang amat sangat menyebalkan. Tapi sering nyadarin banyak hal yang orang lain ga mau ngomong. A good listener. Aku berteman sampe ke bojo2nya. Thing I really thank to him is, he gives me another green alien ! Jadi kayak ‘buy one get one free’ deh … he he … don’t take it to heart pren, eh, bozz … dasar anak buah rada suka ngelunjak …
Vie (bukan nama sebenernya).
Temen berlinangan dan cengengesan. Temen berbagi stress, dongkol, rahasia perempuan, geer-geer yang ga bertanggung jawab sampai kisah2 paling wagu atau memalukan di seluruh dunia. She’s the one who accompany me doing any girly naughty activities ... escape from any office or household routinity ... sharing old love stories, laughing at ‘jorse’ jokes, do the ‘ngrasani wong’ … Vie adalah bu guru yang kasih resep gimana melayani suami dari melek di pagi hari sampai merem melek di malam hari … he he … Dia adalah sekotak tissue yang bisa keringkan air mataku ketika hatiku berkeping-keping dimarahin ibuku dan ketika kangenku menggunung pada suamiku. Dia juga temen cekikikan ngomong jorok, temen asik ngrasani orang-orang dan (maaf, tapi ini the best part hi hi …) suami, dan temen bernostalgia seru inget2 kejayaan pacaran jaman muda dulu… Vie... always be there 4 me ya ...

Dari film Stardust :

Ketika Yvaine bertanya pada Tristan, mau nggak jadi immortal ? Dijawab : "I can't imagine how lonely to be immortal if I have no one to share with me.."


Wednesday, November 26, 2008

a big price to pay ?

Sebagai mantan mahasiswa psikologi, seneng baca artikel2 ttg org 'sakit jiwa' (does it sound like a defense? hehe ...). Kmrn aku baca sesuatu yang menarik ... :
....................................
...... "It's difficult to be married to a wonderful guy whom I love and respect, yet he has little interest in intimacy. We've slept apart for 15 of our 16 year marriage, with occasional sex. We get along well, share similar interests, rarely argue. But in the bedroom, the deep sadness I feel has become more than I can bare. Everyone thinks we're the perfect couple, and it's all a sham. I've had several deep heart to heart talks with him about my needs, only to have a loving, polite "we'll work on this" response, and no change in the relationship at all. Being lovingly ignored is agony, there is no place to release my frustration. I have finally accepted the fact that my husband and I are just wired differently. It doesn't mean he is a bad person, it doesn't mean he doesn't love me. It just means he shows love differently and has different needs than I do. Having said that, it also doesn't mean I can live like this for another 15 years. That's where the sadness comes in. I don't want to leave him and give up the life we've built together, but this is a big part of life, and not having it is a big price to pay."
......... I'm starting to believe that maybe I'm not the only wife out there sobbing in her pillow every night ........ there's so many kind of troubles around a marriage to enjoy...... so, just face the pain to taste the sweet (S. Dewajani.... aku ambil quote-mu Say!)

Meja makan, lukisan, suami, dan kekasih ....

Ayu Utami wrote in Saman :
................
....Mencari suami memang seperti melihat-lihat toko perabot untuk setelan meja makan yang pas buat ruangan dan keuangan. Kita datang dengan sejumlah syarat geometri dan budjet.
Sedangkan kekasih, muncul seperti sebuah lukisan yang tiba-tiba membuat kita jatuh hati. Kita ingin mendapatkannya, dan mengubah seluruh desain kamar agar turut padanya.....
................
(Aku ? aku selalu jatuh cinta pada lukisan ... )

Persahabatan Bagai Kepompong

Dulu kita sahabat
Dengan begitu hangat
Mengalahkan sinar mentari

Dulu kita sahabat
Berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu

Kini kita berjalan berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karena sesuatu
Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
Namun itu karena ku sayang

Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
(Sindentosca)

Are you struggling with long distance relationship ?

Ketika aku iseng ketik key word LDR di google…. bah …. yang muncul iklan jualan buku semua … dan kiat2 singkat yang ditawarkan … LOL ! Telpon tiap hari, saying I love you, give surprise… c’mon, gimme a break … cerita lawas yang bikin aku pengen muntah bacanya !
Sembilan tahun dari lebih satu dasawarsa perkawinan kami, kami habiskan dengan separate live. Itu pilihan, tentu saja. Ada pertimbangan, tentu saja. Bukannya tanpa risiko, tentu saja.
Menyesal ? Big No. Banyak yang kami dapat. Buatku, hidup mandiri, menjadi semi single parent, lebih pede, lebih banyak kesempatan untuk evaluasi dan kontemplasi, lebih menghargai dan mensyukuri waktu2 bersama pasangan, lebih bisa menguji apa yg namanya ketulusan cinta, belajar saling percaya, belajar ‘puasa’ (hikikikik …) … dan … kali lebih gampang nyembunyiin tabiat2 serem ataupun yang malu2in dari pasangan …he he …
Buat dia ? "Buanyaaak …!!" teriak teman2 cowokku sering menggoda. Tau sendirilah, laki2 ! Tapi lelaki yang ini beda, Guyz. Dan karena itu aku kagum padanya. Dan aku cinta padanya. Dan aku sayaaaaaang banget padanya ….
Selama ini everything just workout well. Out of sight ga berarti out of mind. Hanya saja, memasuki satu tahun terakhir ini, kami sama2 letih. Gelisah. Sama2 menyadari mulai ada yang hilang. Terutama ribuan hari yang priceless bersama anak2 kami…our cute little angels …
Aku jadi lebih sering menangis di malam2 yang terasa panjang dalam penantianku sampe kedatangannya berikutnya. Kemudian, lack of communicating mulai terasa. Semula aku ada rasa diabaikan dan ga dipercaya. Buset. Kayak aku ga bisa kasih full blanket guarantee scheme ke pasanganku, sehingga dia memilih menyimpan pundi2 kisahnya dan rahasianya ke negara tetangga. Tapi lantas aku ‘ngeh’, pada saat dibutuhkan, kami masing2 punya orang2 lain untuk sharing macam2 hal. Awalnya mungkin hanya sebagai ban serep. Namun karena kondisi lebih instant, lebih mudah, lebih cepat, lebih spontan, bikin kami ga sadar jadi lebih sering memanfaatkannya. Parahnya, ketika ban ini terasa nyaman2 aja dan cukup settled dipakenya, kami mulai menafikan kebutuhan berbagi di antara kami. Fyuh, ga ada yang salah sih. Gimana enggak, kalo masaknya sekarang tapi dimaemnya nungggu 2 minggu lagi, buburnya dah ga anget lagi, ga maknyoss lagi, aromanya dah berubah, dan beberapa bumbu dah kehilangan taste-nya.
Hal2 remeh yang tadinya menjadi kebutuhan, lama2 berubah jadi sekedar kewajiban. Yang tadinya sesuatu yang luar biasa indah, berubah menjadi hal yang standar2 aja. Hoiii … aku masih cewek biasa… Buatku, kebutuhan dibutuhkan, dirindukan, diinginkan tu masih nomor satu Bo ! Ga tau deh, aku sampe di hirarki kebutuhan Maslow yang mana … yang jelas kebutuhan itu pasti berada di atas kebutuhan dasar yaitu makan, minum, dan sex (Ups.. sex ? Are you sure ? he he he …). It’s just … Aku merasa ga menjadi pemegang terbesar heartshare atawa mindshare dari kue kehidupan suamiku. Apa yang bisa dibanggakan dari usia perkawinan bila kita mengalami ‘alienasi’ dari kehidupan perkawinan yang sesungguhnya ? Bahkan perasaan being trapped by a marriage ? Hiiih … horror ga sih ? Next questions mulai menghantui : what are our lives about ? Is it love and emotional support and relating and playing together, or is it the place chosen to grow up the kids and work and the enjoyment of responsibility and ambition and money?
Well, thx God kami menyadarinya sebelum terlambat. Dan walau sekarang impian ngumpul bareng belum terwujud, kami sedang menuju ke sana. Now over 12 million couples worldwide living in long distance relationships due to all sorts of reasons above. Hmmm …. tapi aku, atau kami (mengatasnamakan suamiku), dan atas nama Cinta (Alamaaakk ….), ga menganjurkannya sama sekali. Paling enggak, jangan lama2 please … kata nenek itu berbahaya ….

Spice Girl ...

Spice up your sex life every once in a while by surprising your spouse. Something as simple as Go wild. Do something you would not normally do (within reason, of course). Greet your spouse at the door naked (wow ! should I try this at home ? he he ...), might help you break out of a sexual rut. If you eat chocolate ice cream everyday, you will eventually get sick of it. The same is true with love and sex. You can’t feed your spouse the same dish all the time – even if it is dessert. You have to mix up the menu from time to time to awaken his or her taste buds. Francezca Di Meglio
The statistics on sanity are that one out of every four Americans is suffering from some form of mental illness. Think of your three best friends. If they're okay, then it's you.Rita Mae Brown

He's still a man ...

Barack about being present to his family: "It is important that when I'm home to make sure that I'm present and I still forget stuff. As Michelle likes to say, 'You are a good man, but you are still a man.' I leave my socks around. I'll hang my pants on the door. I leave newspapers laying around. But she lets me know when I'm not acting right. After 14 years, she's trained me reasonably well."

Tuesday, November 25, 2008

In politics, if you want anything said, ask a man; if you want anything done, ask a woman.
Margaret Thatcher

bekal untuk anggas ...

From Tea for Two :
"Izinkan aku ...."
"Menjadi bilangan primamu. Bilangan prima yang hanya bisa dibagi dengan bilangan itu sendiri, atau dibagi dengan angka satu. Angka satu adalah kamu, satu-satunya dan selalu menjadi nomor satu..."
Hooiii... Chayangku Anggas... andai ada yang bilang kayak gitu ke Mama ... Mama dah klepek-klepek setengah mampus ... so, Mama catatkan ini di blog Mama ... buat bekal rayuan maut Anggas besok2 .. he he ... Hmm ... Siapa ya, that lucky girl yang akan jadi saingan Mama ?

Thursday, November 20, 2008

Can married people be friends with single people ?

Francezca wrote :
What is it about getting married that gets spouses feeling as though they need friends who are also part of a couple? Even when I was just dating my now husband, I realized that all of my friends had less of my attention. But I completely lost touch with some of my single friends, especially single guys, even if we had always been just friends. I find that we are drawn to other couples who are facing the same or similar challenges, who understand why we sometimes want to be alone -- and seem as though they don't pose a threat to our marriage. That's the real reason, I think. We want to hang out with other couples in couples because that seems less risky than one of us spending alone time with a single friend of the opposite sex or a single friend who is surrounded by other singles of the opposite sex.
The truth is, however, that I am angry at myself because I am discriminating against single people -- and not just any single people but single people who used to be great friends of mine. The worst part is that until I met my husband, I was a single person, too. I should know better. Still, I'm not sure it's wise for married people to be friends with single people. What do you think? Let me know by leaving a comment below.

Sunday, November 16, 2008

17 things on my wishlist ...

(Come to my mind di ruang kantor yang sepi dan dingin, di luar hujan lebat, everybody goes somewhere out, kerjaan numpuk tapi tetep lebih asik ngalamun ....)
1. a money tree in my backyard
2. to eat whatever I want and not gain a kilogram at all
3. dapet bonus 24 jam setiap harinya khusus untuk main dan ngobrol ama fara dan anggas
4. ngumpul ama Mas Eddy
5. travelling around the world
6. punya hard top kuning dengan ban gede
7. nonton serial2 di Star World setiap hari
8. ngabisin satu chapter novel setiap malem tanpa terserang ngantuk
9. kamar tidur dengan cermin besar di plafond atas ranjangnya
10. melakukan’nya’ di atas pasir pantai, under the stars and moonlite…hi hi .. jangan ngeres …
11. punya kamera bagus, jago make’nya, dan punya waktu untuk hunting gambar keren tiap hari
12. mendaki ke Tibet
13. punya menantu mirip brad pitt

14. sukses praktekin resep2 bara pattirajawane
15. a long vacation
16. a wild vacation
17. a long and wild vacation (have I already mentioned that ? he he …)

Sunday, November 9, 2008

road 2 white house
























































































































































Thing I like about him is ... cara dia nyingsingkan lengan kemejanya ... somehow nunjukin dia siap kerja keras.